Love Do [Part 24]

Keiko menuju dapur, menghela napas berat, membuka kulkas dan tersenyum melihat puding Strawberry yang dibawa Bondan tadi. Sambil menikmati puding, Kei mencoba terus menghubungi ponsel Dewa. Sudah jam 11 tapi Dewa belum muncul juga. Jangankan pulang, SMS dan telpon Kei pun tidak ditanggapi.
Keiko coba untuk menghubungi Jimmy, berharap ada kabar yang bisa menenangkan hatinya.
Hasilnya nihil, tak ada jawaban juga.
Tak lama kemudian ponsel Kei bunyi, ada SMS dari Jimmy.

"sori,Kei..lg fitnes, jd g bs terima telp..knapa..?"

Kei mengerutkan dahinya membaca SMS Jimmy dan buru-buru kembali menghubungi nomor Jimmy. Syukurlah di respon.

"..knapa Kei..?" tanya Jimmy bernada khawatir.
"bukannya kalian ada dinner sama Coach malam ini..?"
"..ha..??siapa bilang..??nggak tuh..gue lagi sama Coach Edi nih di tempat fitnes.."
Selama beberapa saat Keiko tak berkata apa-apa.
"..something happend, Kei...?" tanya Jimmy diseberang.
"..Jim..malam ini lu temani gue yah cari Dewa..pokoknya jangan pulang dulu..tunggu konfirmasi gue nanti.."
"..oke..gue siap bantu..secepatnya ya,Kei.."
"..makasih, Jim..tapi jangan cerita ke Coach Edi dulu kalau gue cari Dewa.."
"..seep..!!"

Keiko menyapukan pandangannya keseluruh sudut dapurnya. Memutar otak, bagaimana cara bisa menemukan Dewa. Ia yakin, ada yang disembunyikan Dewa darinya. 
Bunyi dering telepon diruang tengah membuat Keiko terkejut. Rasa khawatir makin memenuhi hatinya. Bergegas Keiko menuju keruang tengah dan mengangkat gagang telepon wireless nya.
"Halo...??" 
"..mbak Keiko...?"
"..iyah..??ini siapa...???"
"..mbak..anu..simbok ini..." 
"..mbok Darmi..??kenapa mbok..??" suara mbok Darmi (pembantu Dewa) yang terdengar panik membuat Keiko makin khawatir.
"..bapak sama ibu bertengkar disini..saya kasihan sama ibu..dipukuli bapak..den Dewa nya ada disitu..??dari tadi simbok hubungi handphone nya tapi nggak diangkat-angkat,mbak.." 
Berbagai perasaan bercampur aduk di hati Keiko.
"..loh bukannya bapak sama ibu keluar kota,mbok..??"
"..siapa yang bilang,mbak..??enggak kok..ada dirumah.."
"..Dewa yang bilang, makanya Lulu disuruh nginap disini.."
"..ohh..tadi memang den Dewa minta simbok untuk nyiapin baju Lulu, soalnya aden Dewa marah mendapati bapak sama ibu sepulang sekolah tadi bertengkar dirumah..tadi juga waktu pulang mandi sore, den Dewa bilang mau nginap dirumah teman SMP nya malam ini.."
Keiko memutar bola matanya, mulai mencari cara untuk bisa menemukan Dewa. Rupanya ini yang disembunyikan Dewa. Menjauhkan Lulu dari situasi rumahnya yang sedang tidak bersahabat untuk Lulu.
"..gini,mbok..aku usahain bisa nemuin Dewa malam ini..mbok jangan tidur dulu sampai aku kabarin lagi..sementara usahakan om dan tante nggak berantem dulu.."
"..bapak sudah pergi,mbak..ibu lagi dikamarnya, tadi nangis terus..tapi sudah tidur..kasihan,mbak Kei..wajah ibu lebam-lebam.."
"..ya sudah..aku keluar cari Dewa sekarang..mudah-mudahan bisa ketemu..makasih ya mbok..jagain ibu.."
"iya,mbak.." jawab mbok Darmi mengakhiri pembicaran.
Tak ingin menyia-nyiakan waktu, Keiko buru-buru menghubungi Jimmy.
"Jim..jemput gue dirumah sekarang..Dewa harus kita temukan malam ini..cepetan Jim..balap..." kata Keiko dan menuju kamar Ayahnya.
----------------------------------------------------

Lana nampak menikmati musik di sudut ruangan dalam diskotik itu. Disebelahnya, duduk beberapa teman-temannya yang asik cerita sambil menggoyangkan badan. 
Tak lama kemudian ia tersenyum melihat Dewa yang mendekat dan tampak sempoyongan jalannya.
"sepertinya ada yang lagi punya banyak masalah nih.." kata Lana saat Dewa menghempaskan badannya di sebelah Lana.
"..bukan urusan lo,yah.." jawab Dewa enteng.
"..buktinya hanphone lu dari tadi kebanjiran telpon dari Ikan Asin..."
Dewa terdiam, langsung mengambil hndphone nya yang sejak tadi disimpan begitu saja diatas meja. Memang benar, 10 panggilan tak terjawab dari Keiko, 5 panggilan tak terjawab dari rumah, dan beberapa SMS Keiko yang dibaca Dewa dengan susah karena pandangannya kabur. Dewa sedang di bawah pengaruh alkohol. SMS Keiko..

"..Wa'..angkat telpon ku dong, penting...!!"

"..kamu lg dmana Dewa sableng...??aku khawatir..."

"..jgn lakukan tindakan apapun klo lg marah, Wa'..cukup diam.."

"..segera balas SMS ini klo kmu baca..terserah isinya apa..yg penting dibalas..pliss.."

"..aku lg keliling nyariin kamu..kasihan Lulu dan mama kamu..plng yah, Wa'.."

Dewa tersenyum. Kali ini bukan senyum sinis, tapi senang, merasakan aura kekhawatiran Keiko. Buru-buru Dewa menghubungi nomor tersebut namun Dewa tumbang. Kepalanya pusing dan ponselnya jatuh kelantai. Lana buru-buru menahan tubuh Dewa dan dibantu teman-temannya untuk merebahkan badan Dewa diatas sofa.
Lana memungut ponsel Dewa yang jatuh dilantai dan membaca SMS terakhir dari Keiko. Ide picik Lana muncul, ia melirik Dewa yang tampak tak berdaya karena mabuk sambil memencet tombol handphone Dewa, mengetik sesuatu.
-----------------------------

Mobil Jimmy melaju kencang dijalan sepanjang kota. Keiko menyapukan pandangannya keluar kaca mobil sambil berpikir tempat-tempat yang biasa di datangi Dewa.
"..kemana ya, Jim..?"
"..nggak ada ide nih, Kei..menurut lo kemana dia..?"
"..kata mbok Darmi sih dia mau nginap di rumah teman SMP nya..gue nggak punya kontak teman-teman SMP dia.."
"..gue juga nggak begitu kenal sih sama teman SMP dia..ehhh..bentar..bentar..bukannya Lana itu teman SMP Dewa juga, kan..?"
Keiko terbelalak, baru mengingat sesuatu.
"..iya, Jim..mereka teman SMP..pacarannya sejak SMP mereka..iya..iya..coba deh hubungi Lana.."
"..iya..sini gue yang telpon Lana.." kata Jimmy dan berinisiatif menghubungi Lana. Ponsel Keiko juga bergetar, ada SMS dan surprise, SMS dari Dewa. Namun Keiko cemberut saat membacanya.

"..g usah cariin gw..malam ini gw mau senang2 tanpa ada lu yg ngerecokin gw..cewek aneh..!!"

Hati Keiko terasa sakit sesudah membacanya. Segitu marahnya kamu sama aku, Wa', batin Keiko.
Matanya berkaca-kaca, menerawang lagi keluar kaca mobil. Rasa putus asa semakin menguasainya.

"..yess..gue tau mereka dimana, Kei.." Jimmy membuyarkan lamunan Keiko.
"..ha..?" Keiko bereaksi biasa.
"..Lana bilang mereka lagi bareng..kita kesana sekarang..gue harap Lana nggak bohong.." dan Jimmy pun menambah kecepatan mobilnya.

-----------------------------------------------------

Keiko enggan turun dari mobil Jimmy saat mereka sampai di parkiran diskotik tempat Dewa berada. Tapi ia berusaha mengikuti akal sehatnya. Dewa harus pulang, karena tanggung jawabnya sebagai anak pertama, pikir Keiko.
Keiko mengikuti Jimmy masuk kedalam diskotik yang menurut Keiko musiknya memekakkan telinga. Lana tampak dari kejauhan, membuat Keiko memaki nya dalam hati. 
Tampak wajah Lana terkejut melihat kedatangan Keiko.
"..mana Dewa..?" tanya Jimmy ke Lana.
"..gue pikir lu datang sendiri.."
"..kalau gue ngomong gue datang sama Kei, pasti lu nggak bakal bilang Dewa dimana.." kata Jimmy. Dan Keiko bersyukur mendengarnya. Jimmy memang sahabat terbaik Dewa, pikir Keiko.
Lana melirik Keiko, memandang sinis.
"..Dewa didalam..mabuk berat..banyak masalah sama cinta kali ya..?" kata Lana bermaksud menyinggung Keiko, tapi Keiko tak mau peduli, dia langsung menghambur ke dalam ruangan tempat Dewa berada.
Sempat pusing karena bau alkohol bercampur asap rokok dalam ruangan tersebut, namun Keiko berusaha mendekati Dewa yang nampak setengah sadar. Keiko dibantu Jimmy membantu Dewa untuk duduk.
"Dewaaaa..lu gila..sejak kapan lu minum-minum..?" kata Jimmy sambil menepuk pipi Dewa. Dewa hanya tertawa.
"..elu,Jimmy...??fitnes lu sudah kelar...??sori gue nggak ngajak lu kesini..tau darimana lu gue disini..??" jawab Dewa terbata-bata.
"..dari Lana..tapi itu tuh orangnya yang minta gue nyusul lo kesini.." kata Jimmy mengarahkan matanya ke Keiko. Dewa balik menoleh ke Keiko. Dewa tersenyum dan langsung mengulurkan tangan nya kearah Keiko.
"..Ikan Asin...sori yaaa..lu udah nungguin gue dirumah yah...?" Keiko sibuk mengambil ponsel Dewa dan jaket Dewa.
Wajah Keiko datar. Ia memberi kode ke Jimmy untuk keluar dari ruangan yang dipenuhi kebulan asap rokok.
"..ayo,pulang, Wa'.."
"..ikan asin..maafin gue..jangan marah..gue sayang sama lo.." kata Dewa saat Keiko dan Jimmy berusaha memapah Dewa keluar. Keiko tak menggubris ocehan Dewa.
Lana mengikuti mereka dari belakang. 
"..Dewa nggak pernah se-depresi ini kalau putus cinta.." kata Lana, saat mereka sampai didekat mobil Jimmy. Dewa melepaskan rangkulan Jimmy dan bersandar di kap mobil Jimmy. Keiko membuka pintu mobil Jimmy di belakang.
"..jahat banget sih jadi cewek, Kei.." Lana masih mengoceh. 
"..ikan asin..siniii.." Dewa melambaikan tangannya memanggil Keiko.
"..gue mau bilang sesuatu.." lanjut Dewa, tapi Keiko tak peduli. Ia sibuk merapikan bagian belakang mobil Jimmy untuk merebahkan Dewa nantinya.
"..ayok, Wa'..kita pulang..kasihan Lulu.." kata Keiko dan menarik tangan Dewa mengajaknya masuk ke mobil.
"..Dewa nggak suka disuruh-suruh..biarin dia nentuin pilihannya, Kei.." kata Lana,masih mengoceh. Keiko kesal karena Dewa tak mau bergerak.
"..jangan berusaha jadi yang istimewa buat dia..culun-culun aja kali..lo juga nggak terlahir jadi cewek istimewa.." lanjut Lana.
Dan kali ini telinga Keiko mulai panas. Ia langsung berbalik kearah Lana dan mendekati perempuan itu. Dewa sempoyongan dan mencoba menguasai dirinya. Melihat Keiko kearah Lana.
"..lu cukup dengar ini dari gue..gue nggak akan pernah menyesali gue terlahir sebagai apa..karena gue sudah cukup senang bisa dikelilingi orang yg sayang sama gue..dan itu cukup buat menutupi ocehan lu.." kata Keiko lantang dan berbalik meninggalkan Lana. Keiko lalu memapah Dewa.
"..oh ya..??lu pikir gue nggak tau asal-usul lo yang sebenarnya..??" kalimat Lana yang dengan jelas didengar Dewa membuat Keiko berhenti berjalan. Dewa merasakan genggaman tangan Keiko di lengannya merenggang. Dewa melirik ke arah Keiko, wanita itu tampak kaku.
Keiko berbalik ke Lana lagi.
"..apapun yang lu tahu..anggap saja itu nggak penting..karena gue juga merasa itu nggak penting.."
"..tapi itu penting buat Dewa ketahui.."
"..mungkin..tapi gue nggak peduli bagaimana pun bentuk hubungan gue sama Dewa, ..karena gue tulus dalam hubungan ini..gue tulus menyangi Dewa..dan bikin gue makin sadar...tidak perlu sempurna untuk bisa memiliki kebahagian..gue se-sederhana itu, Lan..gak serumit lu.." kata Keiko dan kembali memapah Dewa. Lana terdiam.
Dewa direbahkan di jok belakang, dan Keiko duduk didepan. Mobil perlahan meninggalkan parkiran diskotik dan Lana yang masih tertegun diam.

Diperjalanan, suasana mobil hening. Keiko memangku dagunya dan memandang ke sisi luar mobil. Lana sepertinya mengetahui sesuatu yang selama ini disimpan rapat oleh Keiko. Dan Keiko mulai gelisah. Meski mulutnya dengan mudah membela diri didepan Lana tadi. Tapi ia mulai takut, rahasia nya terkuak. Keiko berpikir keras, dari mana Lana tahu..??atau cuma ancaman saja..??
Untungnya Dewa sedang mabuk, pikir Keiko, Dewa tak mendengar dan mengerti pembicaraannya dengan Lana tadi.

Dewa memandangi Keiko dari belakang. Melihat siluet Keiko yang tak berubah bentuk. Tetap, duduk terdiam memandang keluar sisi mobil. Ia mungkin sedikit oleng karena pengaruh minuman, tapi ia tak semabuk itu untuk sadar dan mendengarkan dengan jelas percakapan antara Keiko dan Lana tadi. Memang ada yang disembunyikan Keiko,menurutnya. Tapi apa..??Dewa ingin mencari tahu.
--------------------------------------

Malam ini, Keiko memutuskan membawa Dewa kerumahnya. Tidur dikamar mbak Bian saja. Kalau Dewa dibawah pulang kerumah, takut mamanya akan marah melihat keadaan Dewa. Mbak Bian dan om Dibyo memapah Dewa masuk kekamar mbak Bian dan merebahkan Dewa diatas kasur.
Keiko menyelimuti Dewa.
"..Lulu' sudah ayah pindahin kekamar kamu tadi.." kata ayah Dibyo sambil mengelus pundak Keiko yang duduk disisi tempat tidur sambil memandangi Dewa yang nampak pulas.
"..iya..makasih, Yah..nanti biar kita bertiga tidur bareng,,nggak papa ya,mbak,Yan...?" tanya Keiko ke mbak Bian. Mbak Bian mengangguk dan meninggalkan kamarnya. 
"..ya sudah, kamu istirahat, sayang..nanti sakit..ini sudah terlalu malam.." kata Ayah dan Keiko menjawabnya dengan anggukan. 
Kini Keiko tinggal sendiri. Sambil mengatur letak selimut Dewa, Keiko mengatur suhu AC dalam kamar agar Dewa nyenyak tidurnya. Setelah menaruh remot AC, Keiko kembali duduk disisi tempat tidur, memandangi Dewa. Tangannya menyentuh anak-anak rambut dikepala Dewa. Mengusap kepala Dewa dengan sayang. Mungkin Lana ada benarnya, apa yang menjadi rahasia nya ini suatu saat akan terbuka, dan itu penting untuk Dewa. Meskipun pacaran ini kontrak nya akan berakhir, namun persahabatan mereka pasti menuntut Keiko untuk berterus terang. Entah Dewa akan terima, atau tidak, ia belum bisa menebak. Namun Keiko yakin, waktu yang akan menjawab semuanya, termasuk perasaan yang tumbuh dalam hatinya untuk Dewa dan keinginannya untuk segera mengungkapkan rahasia hidupnya. 
Rasanya ingin segera tahu apa yang ada dalam pikiran dan hatimu, Wa'..sederhana..jadi tak perlu lama menyimpan perasaanku, dan tak perlu lama menunggu waktu yang tepat untuk menceritakan semuanya yang harus kamu tahu. 
Semoga kamu bukan salah 1 dari orang yang akan menjauhi ku nanti, Wa'..
"..promise me..." ucap Keiko lirih dan menunduk mendekati wajah Dewa dan mencium keningnya.

Suara pintu tertutup. Dalam kamar itu Dewa menghela napasnya dengan berat, membuka mata dan ia menyentuh keningnya. Sentuhan Keiko tadi masih terasa dikeningnya. Sangat melegakan perasaannya. 
Namun keningnya kembali berkerut.
"..janji apa, Kei..??gue harus berjanji untuk apa...?" Dewa berkata lirih, berusaha mencerna maksud kalimat Keiko tadi.

0 komentar:

Posting Komentar