Love Do [Part 23]

Bondan tersenyum sumringah saat Keiko datang dengan membawa secangkir teh.
"lama ya...?" tanya Keiko namun Bondan menjawab dengan menggeleng, "nggak kok..tadi ada yang nemanin ngobrol disini.."
"..ohh..siapa..?Ayah..?"
"..bukan..ponakan kamu..siapa tadi namanya..??"
Keiko mengernyitkan dahinya bingung, "..ponakan..?"
"..iya..kalau nggak salah, Lulu' yak namanya..??yang waktu itu main piano di launching resto kamu.." Bondan berusaha mengingat. Keiko menelan ludah menyadari yang dimaksud Bondan adalah Lulu.
"..nemenin disini..??cerita apaan..?"
"..nggak..hehe..lucu aja, soalnya seumuran dia sudah nanya aku ini apanya kamu..pacar atau teman..??..sedekat apa..??pokoknya lucu banget..sampe bilang kamu ini orangnya jahat, jelek, pemalas..ngejelek-jelekin kamu lah..."
Keiko menengok kedalam rumah. Tertawa kecil mendengar kata-kata Bondan. Lulu begitu peduli akan hubungannya dengan Dewa.
"..oya, Kei..ini kaset film yang aku bilang..pemutarannya di cancel dulu sampai ujian nasional selesai..mungkin kamu penasaran, ini masih copy-an saja..anak-anak minta kamu ngasih masukan hasil editan mereka..udah sesuai sama alur script kamu atau belum..kalau iya, produksi nya bs lebih cepat, tapi kalau enggak bakal di edit ulang.." kata Bondan.
Keduanya pun membahas soal film indie mereka, sampai Keiko terhenyak saat mendengar suara Dewa yg memberi salam dan melihat sosok Dewa muncul didepan pintu rumahnya.
"..Wa alaikum salam..." jawab Bondan dan Keiko hampir bersamaan.
Tanpa Keiko inginkan, jantung nya berdebar resah saat melihat betapa gagah dan tampannya Dewa dalam jaket kulitnya. Keiko berusaha mengendalikan keresahannya dengan berdiri.
"..naik apa kesini..??kok nggak kedengaran suara mobil kamu..?" tanya Keiko setelah menarik napas dalam-dalam.
"..jalan kaki..nanti di jemput sama teman-teman basket disini..mau makan malam sama coach diluar.." kata Dewa seraya menyapa Bondan dengan senyum ramahnya.
"..sekalian mau lihat Lulu'..mau pastiin dia tidur lebih cepat..kalau malam minggu begini dia suka diam-diam begadang nonton FTV..aku masuk yah..yuk,Bondan.." 
selama beberapa saat Keiko hanya diam memandangi Bondan yang memperhatikan Dewa masuk kedalam ruangan keluarga Keiko. Bondan tersenyum seketika dan melirik ke Keiko.
"..Lulu itu bukan ponakan aku..dia adiknya Dewa..malam ini dia nginap disini karena mama papa mereka keluar kota.."
"..sekarang aku tahu kenapa tadi aku diserang dengan pertanyaan-pertanyaan aneh anak manis itu.." Bondan tertawa mengingatnya "..hubungan kalian baik-baik saja kan..?" tanya Bondan kemudian.
Keiko menjawab dengan senyuman tipis. Seandainya ia boleh bilang "iya" dengan lantang, tapi tidak bisa.
-----------------------------------------------------

Setelah mengantar Bondan sampai di halaman depan, Keiko masuk kedalam rumahnya dengan mengatur napasnya. Diruang tengah ia melihat Dewa sedang merayu Lulu yang belum mau tidur.
"Lulu nggak mau..pokoknya Lulu mau pulang.." rengek Lulu.
"..Lulu nginap disini dulu yah..1 hari saja kok..besok kakak jemput.."
"..nggak mauuu..Lulu dirumah sama mbok juga nggak apa-apa.."
Keiko menoleh memandangi ayahnya yang juga ada disana.
"..tapi kakak pulangnya tengah malam Lu'..kalau nanti jemput Lulu' disini nggak enak sama om Dibyo dan kak Keiko nya yang sudah istirahat.."
"..biarin..Lulu pokoknya nunggu sampai kakak pulang.." jawab Lulu' dan langsung menghentakkan kakinya dan memilih duduk depan TV. Dewa tersenyum kearah om Dibyo.
"Maaf om..Lulu emang rewel kalau nginap dirumah orang lain.."
Pak Dibyo hanya mengangguk dan mengerti keadaan Dewa. "..nanti biar Keiko yang ngajak ngobrol.." kata pak Dibyo membuat Keiko mengangguk kearah Dewa.
"..iya, biar aku yang nemenin nanti..kalaupun dia harus nunggu kamu pulang sampai tengah malam..besok kan hari Minggu..begadang bukan masalah kok.." Keiko meyakinkan Dewa.
Dewa menghela napasnya. Makin menampakkan wajahnya yang lelah. Keiko menelan ludah. Rasanya ingin berbagi cerita yang bisa membuat Dewa bisa tenang atau sedikit melupakan masalah keluarganya saat ini.
"..loh..bukannya kamu ada tamu, Kei..??kok malah tinggal disini.." Dewa menyadari keberadaan Keiko yang sejak tadi terdiam disebelahnya.
"..mm..Bondan nya udah pulang.."
hanya kalimat "..oohh.." yang keluar dari mulut Dewa. Dewa lalu berjalan keluar, ke ruang tamu. Keiko duduk disebelah Dewa dengan tenang. Dewa menyandarkan kepalanya disofa.
"..Lulu ngerepotin satu rumah kamu, Kei.."
"..nggak papa kali Wa'.."
"..baru kali ini Lulu begini..dia gampang beradaptasi kok anaknya..tapi nggak tau deh kenapa jadi rewel banget hari ini.."
bingung Dewa memikirkan tingkah Lulu hari ini.
Keiko menoleh ke Dewa.
"Wa'..maaf nih ya sebelumnya..kayaknya aku tau deh kenapa Lulu jadi rewel gitu..ini gara-gara aku.." akhirnya Keiko mengaku. Dewa menoleh seraya memandang Keiko dengan heran.
"..tadi waktu diruang makan, aku bilang kalau...kalau..kita sudah putus..." ujar Keiko membuat Dewa meluruskan badannya dan duduk sempurna seraya memandangi Keiko yang juga memandanginya dengan diam.
Dewa tertawa sinis.
"..good job, Kei..kamu memang sukses membuat mood Lulu jelek.." kata Dewa seraya berdiri. Keiko mendongak memandangi Dewa yang bertolak pinggang memandang kearah lain.
"..aku cuma ngomong sesuai kenyataannya kan..??Lulu perlu tau juga kalau kita memang nggak ada hubungan apa-apa.." Keiko membela diri. Dewa memandangi Keiko. Kalimat Keiko barusan membuat sakit hatinya beberapa hari yang lalu yang hampir sembuh terasa sakit kembali.
Kedatangan Bondan kerumah Keiko barusan sudah cukup membuatnya cemburu. Meski sudah berusaha mengikuti alur perasaan Keiko dengan tidak begitu menuntut perhatian lebih dari Keiko justru membuat wanita itu makin terasa jauh darinya. 
Keiko merasa wajahnya memanas karena Dewa memandanginya dengan tatapan kosong. Suara mobil masuk ke pekarangan rumahnya membuat ia sedikit lega. Jemputan Dewa sudah datang.
"..gue pergi..Lulu gue jemput nanti.." kata Dewa tanpa menunggu persetujuan Keiko.
Butuh waktu yang lama untuk Kei mengendalikan perasaan jengkel bercampur penyesalan dalam hatinya. Jengkel karena selalu disudutkan, selalu dianggap penyebab masalah yang ada antara mereka berdua dan menyesal karena dirinya dikendalikan oleh hatinya, bukan otaknya. 
--------------------------------------------------------

Keiko tersenyum tipis melihat Lulu masih diruang tengah..memeluk bantal kursi dan memusatkan perhatiannya ke TV. Waktu sadar Keiko ada disebelahnya, Lulu langsung mengambil jarak.
"..Lu'..belum ngantuk..?"
"..Lulu mau tunggu kak Dewa pulang..."
"..kalau Lulu mau pulang nggak apa-apa..tapi kakak Dewa nya pasti lama diluar..jadi Lulu tidur saja, kalau kak Dewa nya sudah datang,kakak pasti bangunin Lulu..."
"..nggak mau..!!" jawab Lulu ketus.
Keiko menggigit bibirnya. Susah membuat Lulu takluk kali ini. Dewa benar,susah mengembalikan mood Lulu kalau sudah masalah hubungan mereka. Entah cara apa yang biasa Dewa lakukan untuk bisa mengembalikan mood Lulu.
"...mmm..Lulu marah karena kakak putus sama kak Dewa..?" tanya Keiko berhati-hati.
Lulu diam. Namun beberapa saat Keiko tersenyum melihat Lulu menganggukkan kepalanya.
Dengan perasaan lega, Keiko mendekati Lulu dan mengusap kepala gadis kecil itu.
"..Lu..kenapa mesti marah...??..putusnya baik-baik kok.."
"..Lulu sedih kalau kakak putus..Lulu nanti nggak punya teman, nggak boleh main kesini, gak dibuatin kue..gak bisa kursus piano lagi.." suara Lulu bergetar.
"..Lulu sayang sama kak Dewa..sama kak Keiko juga..Lulu nggak mau kak Dewa kembali sama kak Lana..dia jahat..nggak seperti kak Keiko yang sayang banget sama Lulu dan kak Dewa.., kalau nanti kalian pisahan, trus kak Dewa nya kembali ke kak Lana, Lulu nggak mauuuu...." Keiko surprise melihat mata Lulu berkaca-kaca. Keiko tersenyum dan menyentuh kedua pipi Lulu, mengarahkan wajah Lulu kearahnya.
"..Lulu sayang..kak Dewa dan kak Keiko sahabatan..jadi kamu nggak perlu khawatir sayang..kakak janji akan selalu nemenin Lulu kalau lagi kesepian, Lulu mau dibuatin kue, kakak pasti bikinin..kursus pianonya juga..kursus piano Lulu nggak bakal berhenti...sampai Lulu jadi pemain piano terkenal kakak bakalan ngajarin Lulu.." Keiko meyakinkan Lulu.
"..janji...??" dan dijawab anggukan kepala Keiko.
Keiko merasakan kali ini pipinya yang basah ketika Lulu langsung menghambur kepelukannya.
"...tapi aku nggak mau kakak berdua putus..aku nggak suka lihat kak Keiko jadiannya sama kakak yang tadi datang..kak Dewa nya lebih cakep.." kalimat Lulu barusan membuat Keiko tertawa. Adik kakak ini sama sifatnya, sama-sama suka membandingkan diri mereka dengan orang lain dengan kelebihan mereka.
"...kak Dewa nya memang menjengkelkan..sering marahin kak Keiko, tapi Lulu tahu..kalau kak Dewa nya begitu karena sayang sama kakak..seperti sayangnya ke Lulu juga..." kini Lulu bersandar di bahu Keiko. Keduanya sedang memandangi layar TV. Tapi tangan Keiko masih mengusap-usap kepala Lulu.
"...kalau kak Keiko..??..sayang nggak sama kak Dewa...??"
Keiko menelan ludahnya mendengar pertanyaan Lulu. Matanya menerawang. Hatinya bilang iya, tapi mulutnya kaku, entah harus mengeluarkan kata "iya" itu atau tidak.
"..kakak sayang sama kalian berdua..kakak sedih kalau kalian berdua sedih..kakak juga nggak bisa jauh dari kalian.." hanya itu jawaban Keiko dan berharap Lulu tidak meminta lebih.
"..kalau cinta..??kan kalau pacaran harus ada cinta nya juga..."
Kali ini Lulu berhasil membuat hati Keiko mencelos. Keiko mengarahkan Lulu untuk tidur di pangkuannya.
"..pacaran itu nggak selamanya ada cinta didalamnya Lulu..tapi kalau Lulu tanya apakah kakak cinta sama kak Dewa, Lulu nggak boleh dengar dari mulut kak keiko saja..soalnya kak Keiko sendiri belum pernah tanya sama kak Dewa cinta sama kak Keiko atau tidak..cinta nggak bisa hanya ditanya trus dijawab "iya" atau "tidak"..tapi harus dirasa..."
Lulu terdiam, menikmati usapan tangan Keiko dikepalanya. Keiko tahu jawabannya ini belum begitu dipahami untuk gadis seumuran Lulu. Tapi Keiko pun tak tahu harus bilang apa. Karena menurutnya, ia sudah merasakan cinta untuk Dewa, tapi tak bisa ia ungkapkan.
"..Lulu yakin..kak Dewa cinta sama kak Keiko..." jawab Lulu pelan, hampir tak terdengar. Keiko memandangi Lulu. Dan tersenyum melihat gadis itu menutup matanya perlahan. Keiko menghela napas. Berargumen dengan anak seumuran Lulu sungguh menguras otak dan perasaannya. Namun rasanya lega, karena tanpa sadar, sebagian beban hatinya sudah ia keluarkan. Meski hanya didepan adik semata wayang Dewa. Bukan langsung ke Dewa, orang yang sudah membolak-balik kan perasaanya. Rasa khawatir kini menyelimuti perasaan Keiko mengingat Dewa tadi pergi dengan rasa marah. Ada rasa takut Dewa melakukan sesuatu yang menyakiti dirinya sendiri, seperti kebiasaannya kalau lagi marah.
Keiko memandangi jam dinding dan ponselnya secara bergantian. Segera Keiko mengirimkan pesan singkat ke nomor Dewa.

"Wa'...lagi dimana..??kalau makan malam nya kelar,cepat pulang ya..kasihan Lulu nungguin kamu..eniwey..maafin aku ya.."

dan Dewa ditempat lain membaca itu dengan senyuman sinis, ia langsung menjauhkan ponselnya dan bergabung keteman-temannya yang tengah menghibur diri dengan bergoyang-goyang menikmati musik di diskotik yang riuh dengan orang yang haus hiburan.

Keiko manyun, tak ada balasan SMS yang ia terima.

0 komentar:

Posting Komentar