Love Do [Part 22]

Lulu membuka buku-buku musik di meja dapur Keiko. Sejak pulang sekolah, Lulu langsung kerumah Keiko. 
Keiko pun diberi ijin oleh ayahnya untuk tidak membantu dulu di Neko. 
Siang itu Keiko membuatkan Lulu kue. Sambil membuat kue Lulu juga belajar membaca not balok.
"..Lulu diajarin lagu baru lagi dong kak..masa' sih Somewhere Over The Rainbow melulu...??" protes Lulu. Keiko yang sedang sibuk dengan adonan kuenya hanya tersenyum.
"..iya,..nanti kakak ajarin, tapi kelar ujian dulu yah, Lu'..??..untuk sementara kamu belajar sendiri dulu.." jawab Keiko kemudian.
"..janji ya..?" Keiko tersenyum meyakinkan tanya Lulu. 
Bunyi klakson mobil membuat Lulu berlarian menghambur keluar. Dia yakin itu pasti kakak nya, Dewa. Dan benar saja, Dewa datang dengan membawa tas kecil dan boneka Teddy Bear nya. Dewa tersenyum melihat kening Lulu berkerut.
"..kenapa Teddy nya dibawa kesini..?"
"..Lulu hari ini nginap disini dulu ya..??soalnya papa sama mama keluar kota.." kata Dewa sambil menyerahkan boneka kearah Lulu. Lulu hanya mengangguk.
Sampai didapur, Dewa memamerkan senyuman tipisnya ke Keiko.
"..sori tadi nggak bisa pulang bareng.."
"..ohh,enggak..tadi emang langsung pulang karena mbak Bian nelpon kalo ada Lulu dirumah, jadi buru-buru pulangnya, nggak ngomong dulu.."
"oohhh...sori ya, ngerepotin kamu lagi soal Lulu.."
Dewa mengelus kepala adiknya, "..malam ini Lulu nginap disini nggak papa..?" kata Dewa membuat Keiko mengerutkan dahinya. Namun setelah itu mengangguk seperti paham akan arti tatapan Dewa. Pikir Keiko ada yang disembunyikan Dewa dari Lulu.
"..kak Dewa jangan pergi dulu yah...??main nya disini saja bareng kita..kak Keiko lagi buatin Lulu kueee..." suara cempreng Lulu membuat Dewa dan Keiko tertawa.
"iya..udah lama juga nih gak ngerasain kue buatan kamu,Kei...aku bantuin yak..??" baru saja Dewa akan membantu Keiko, Keiko sudah duluan mendorong tubuh Dewa untuk menghindar.
"..rese'..gak usah ikut bantuin..udah makan siang belum..?" tanya Keiko masih mendorong tubuh Dewa kearah meja makan diruang makan. Lulu tertawa melihatnya, merasa lucu dengan tingkah keduanya yang terlihat seperti main kereta api. Lulu pun ikut-ikutan mendorong tubuh Keiko dan ikutan berjalan kearah ruang makan.
Dewa tertawa melihat ada Lulu dibelakang mereka dan langsung bernyanyi "naik kereta api..tuut..tuuut..tuut...!!!"
Keiko juga tertawa merasa lucu dengan tingkah mereka. Lumayan membuat rasa gugupnya hilang. Waktu Dewa mendekat tadi serasa badannya membeku. Ya ampun, segitu kuatnya pengaruh Dewa sampai harus membuatnya bertingkah konyol begini.
-----------------------------------------------------------------------

"ituuuuu..itu aja, kakaaaak..." pekik Lulu dan merebut remot dari tangan kakaknya, Dewa. Keiko hanya tertawa melihat tingkah Lulu dan Dewa yang sejak tadi berebutan remot TV. Ketiga nya menikmati Sabtu sore itu dengan menonton acara TV diruang tengah.
"giliran Lulu yang nonton..yang tua harus ngalah.." ejek Lulu ketika berhasil merebut remot TV dari tangan Dewa.
"..ihhh..nenek lampirrrrr...." Dewa balas mengejek sambil menggelitik pinggang Lulu. Lulu berhasil menjauh dan menjulurkan lidah untuk kakak nya.
"no more Ice Cream...." ancam Dewa.
"whateverrrrr...." balas Lulu dan duduk di depan TV.
"eeerrggghhh...Lulu jeleeek.." Dewa langsung melempari Lulu dengan bantal kursi. Lulu mengerang perlahan, "..kak Keikooo...kak Dewa tuuuhhh..." Lulu merengek ke Keiko. Dewa menoleh ke Keiko yang ada disebelahnya. Keiko mengangkat kedua tangannya, mengisyaratkan ia tak mau ikut-ikutan perang saudara yang mereka lakukan sekarang.
"Ampun kalian berdua...yang satunya gak mau ngalah sm yang kecil..yang satunya cereweeeetttt...pusiiinggg..." kata Keiko sambil menutup telinganya dengan kedua tangannya.
Dewa dan Lulu tertawa bersamaan melihat tingkah Keiko yang lucu.
"..kamu lucu banget sih hari ini.." kata Dewa kemudian dengan lembut.
Dan Keiko mendengar itu meski tangannya rapat menutup kedua telinganya. Keiko menyapukan pandangannya ke sekelilingnya dengan bingung mencari sesuatu yang bisa membuat Dewa berhenti memandanginya. Dan dengan sukses majalah tebal mendarat di wajah Dewa. Erangan sakit dari mulut Dewa dan suara tawa Lulu dan Keiko menjadi satu.
Keiko menahan tawanya melihat Dewa melotot. Lulu uga pura-pura serius menonton TV saat Dewa menoleh ke adiknya.
"..seandainya disini ada Om Dibyo..habislah kalian berdua.." kata Dewa jengkel.
Keiko pura-pura membaca majalah yang lain. Dewa balik kearah TV, masih mengelus jidatnya yang lumayan perih. Keiko melirik, dan tertawa lagi. Dewa hanya tersenyum mendengar Keiko cekikikan. Baru saja Dewa ingin melirik ke Keiko, ponsel Keiko yang ada di meja menyala. Raut wajah Dewa seketika berubah melihat nama yang muncul di layar ponsel Keiko. Keiko buru-buru mengambil ponselnya.
"..Bondan..??kenapa...??" Keiko memulai pembicaraannya dan beranjak ke arah ruangan lain.
Dewa tertegun, sayup-sayup mendengar cara berbicara Keiko di telepon dengan Bondan. Seakan ada sesuatu yang istimewa diantara mereka. Dewa langsung berdiri. 
"Lulu...kak Dewa pulang ya..??mau mandi sore dulu.."
Lulu berbalik memandangi kakaknya.
"..lohh..kok pulang...??Lulu ikut..." tukas Lulu cepat dan ikut berdiri.
"..Lulu disini saja..mandi sore nya disini..kan tadi kakak sudah bawain pakaian Lulu..nanti kakak bilang sama Keiko buat mandiin kamu..oke, sayang...??"
"..trus kak Dewa mau kemana..kenapa gak mandi disini saja..?"
"..enggak ahh, om Dibyo gak ada dirumah..kakak mandi nya dirumah..nti malam kesini lagi kok.." kata Dewa mengakhiri pertanyaan Lulu dan berlalu setelah mengecup kepala adiknya.
----------------------------------------------------------

Keiko mengernyitkan dahinya saat kembali keruang tengah mendapati Dewa tak ada lagi. Hanya Lulu yang kini serius menonton TV.
"kak Dewa mana, Lu'...?"
"..pulang kerumah..mandi soree..." jawab Lulu cuek.
Keiko menghela napas berat.
Cepat amat disini...??Kok gak pake' pamit..?..pikir Keiko.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 Makan malam dirumah keluarga om Dibyo malam ini berbeda. Ada Lulu disana. Lulu dengan pakaian tidurnya menikmati makan malam bersama om Dibyo, mbak Bian dan Keiko. Suasana di ruang makan kali ini menyenangkan. Lulu memang lucu, kalau mau dibilang, Lulu lebih suka bercerita dari pada makan. Dan om Dibyo sependapat dengan mbak Bian kalau Lulu sangat mirip dengan Keiko.
"..kamu nggak malam mingguan, Kei...?" tanya mbak Bian. Keiko menggeleng kepala, seraya tersenyum. Om Dibyo melirik Keiko.
"..udah baikan sama Dewa kan...?" tanya ayahnya.
"emang habis marahan kak..?" tanya Lulu.
"..kan udah putus sayang..." jawab Keiko tenang dan langsung beranjak dari meja makan. Lulu terdiam. Om Dibyo menghela napas melihat Lulu berhenti menikmati makan malamnya. 
"..Kei..mau kemana..??" tanya om Dibyo saat Keiko berjalan keluar dari ruang makan.
"..aku mau nunggu Bondan diluar..katanya mau datang kesini.." jawab Keiko sambil lalu. 
Lulu memanyunkan bibirnya memandangi Keiko yang keluar duluan. 
"..Lulu sayang mau nyobain es krim strawberry campur mint buatan om, nggak..?" Om Dibyo mulai panik melihat Lulu yang tidak menghabiskan makan malamnya. Lulu menggeleng "..Lulu mau nonton TV saja..." dan meninggalkan ruang makan menyusul Keiko.
Om Dibyo dan mbak Bian berbagi pandangan.."ada apa dengan kedua wanita itu...?" om Dibyo kebingungan.
-----------------------------------------------------------------------------

Lulu melirik kearah Keiko yang sejak tadi hanya sibuk dengan ponselnya dan melirik jam tangan. 
"..kenapa putus sama kak Dewa..?"
Keiko tersentak mendengar Lulu tiba-tiba bertanya. 
"..ya ampun Luluuu..kakak kira kamu lagi serius nonton TV.."
"..jawab Lulu dulu, kenapa putus..??kapan putusnya,..?Bondan itu siapa..??pacar baru kakak...??" serentetan pertanyaan Lulu membuat Keiko bingung ingin menjawab yang mana dulu.
Suara ketukan pintu menyelamatkan Keiko. Keiko buru-buru beranjak keruang tamu meninggalkan Lulu yang manyun ditinggal sendiri.
"Hai...masuk yuk.." Keiko menyapa Bondan yang berdiri didepan pintu.
"..thank you,Kei..sendirian aja nih dirumah...?"
"..enggak..Ayah ada kok, mbak ku juga ada.."
Bondan menyodorkan bungkusan.
"Apaan nih...??" tanya Keiko seraya membuka bungkusan yang dibawa Bondan. Seketika Keiko tertegun melihat isi bungkusan itu. Sesuatu yang membuat hatinya mencelos mengingat seseorang.
"..dari mamaku..kamu kan suka sama Strawberry.."
"..makasih yahh..aku jarang banget bikin puding dari Strawberry...nanti sampein makasih aku sama mama kamu.."
Bondan mengangguk. Keiko canggung. Ada rasa rindu menyusup hatinya. Matanya menerawang keluar pintu. Mengharapkan kehadiran seseorang. Tapi ia buru-buru tersenyum lembut memandangi Bondan yang duduk manis disebelahnya.
"..ehh, aku bikinin minum dulu...mau minum apa..?""..gak usah repot-repot, Kei..kesini cuman mau antarin kue sama kaset film kita doang.."
"..ihh, nggak usah segan gitu kali,..teh panas mau..?"
"..boleh..makasih ya,Kei.."
"..oke..aku tinggal bentar yahh..." kata Keiko dan beranjak masuk ke dapur. Di dapur ketemu sama om Dibyo.
Keiko nampak menghindari  ayahnya.
"..kamu nggak seharusnya ngomong begitu depan Lulu.."
"..loh, kenapa nggak bisa..??aku sama Dewa memang sudah putus kok..kalau Ayah melihat kami baikan lagi karena memang kami memilih untuk bersahabat..tanya aja Dewa.." jawab Keiko dengan kesibukannya membuat minuman untuk Bondan.
"..kamu terlalu kasar ngomong seperti itu sama Lulu..Dewa mungkin saja belum bicara seperti itu ke Lulu.."
Keiko berhenti mengaduk gula di dalam cangkir berisi air panas. Ia menghela napas kemudian memandangi ayahnya.
"..menurut ayah, berpura-pura didepan Lulu seperti ini nggak bikin aku stres..??..Keiko capek..berpura-pura didepan banyak orang kalau kami pacaran,..berpura-pura di depan Dewa sendiri dengan perasaan ku..Kei nggak mau lagi berpura-pura,,kalau Lulu harus tahu kalau kami memang sudah tidak ada hubungan lagi itu lebih baik..kan itu juga yang Ayah mau.." suara Keiko bergetar.
"..ini nggak akan lebih baik kalau kamu juga masih berpura-pura dengan diri kamu sendiri, Kei...jangan bohongi ayah..jangan bohongi diri sendiri.." kata Ayahnya dan beranjak meninggalkan Keiko sendiri di dapur.
Keiko menghela napasnya panjang. Membenarkan apa yang ayahnya katakan tadi. Bagaimana pun ia tidak akan bisa tenang kalau tak bisa melawan perasaannya sendiri. Rasanya hampa harus mengenyahkan pikiran nya tentang Dewa. Padahal sudah sekuat tenaga ia berusaha mengalihkan pikirannya ke sekolah, restoran dan musiknya. Tapi percuma, justru membuatnya merasa tak secerdas dulu lagi dalam pelajaran, kreatifitasnya mati, semuanya hambar, selera musiknya hilang, malah rindu yang mengisi kehampaannya. Sementara ia tahu, Dewa tak sedikit pun memiliki perasaan khusus padanya.
"..Dewa sableng..gilaaaaa...mana luuuuu...???" pekik hati kecil Keiko merindukan Dewa sambil menaikkan satu alisnya karena jengkel kenapa lelaki itu yang diharapkannya datang malam ini. Bukan Bondan.

0 komentar:

Posting Komentar