Love Do [Part 9]

Entah berapa kali sudah Keiko menguap seraya mencoba memejamkan matanya yg mulai ngantuk dan bersandar dipintu mobil Dewa yang diparkir disisi pantai.
Ia melirik jam tangannya. Ya ampun..masih jam 6 pagi..harusnya jam segini dia masih molor nih.
Huaaa..ini gara-gara Dewa pake minta ditemani hunting foto Sunrise di alam terbuka,..dan masalahnya obyek sunrise ny di sepanjang tepi laut,dari jembatan kayu ini..brrrr..freezing..!!
Dibangunin jam 5 pula sama ayah..arghh...cowok aneh..ngajak berantem lagi nih namanya. Kesal Keiko dan melirik ke orang yang dimaksudnya.

Dewa tersenyum sendiri melihat Keiko yang asik nyandar dimobil sambil menutup mata. Dewa langsung mengambil gambar melihat tingkah Keiko.
"Jangan foto gueeeeeeee.." protes Keiko. Rupanya dia sadar kalau Dewa mengambil gambarnya.
Dewa mendekat dan menggapai tangan Keiko, menariknya keatas jembatan kayu tempat Dewa mengambil gambar.
Keiko tidak protes,malah nurut,tapi ogah-ogahan.
"Lo duduk disini saja..biar gak kayak cacing disitu.." kata Dewa dan menyuruh Keiko duduk disebuah kursi panjang yang menghadap ke laut lepas.
Keiko berselonjor dan menyandarkan badannya di kursi. Lumayan nyaman dari pada berdiri dan sandar di badan mobil.
Dewa kembali melanjutkan motret-motretnya.
"..kenapa harus disini sih nyari obyeknya..?" protes Keiko.
Dewa menjawab santai.
"..karena matahari terbit dari barat,Keiko.."
"..iya,gue juga ngerti tentang itu..di bagian barat nggak hanya pantai yang ada..gunung juga ada..sunrise mountain juga bagus kok..double obyek malah..bisa skalian ngambil hijaunya padang rumput..nggak kayak disini..dingin banget..kalo gue flu gimana..??" Protes Keiko berujung pada kondisi dirinya yang mulai kedinginan.
Dewa menoleh kearah Keiko yang sedang manyun.
"siapa suruh nggak bawa jaket..kan sudah diingatkan semalam..bawa jaket.." Dewa mempertegas kalimat terakhirnya.
"..tau nggak, yang bikin gue penasaran cuman cahaya merah dan jingga dari matahari ini..pada saat sunrise kedua warna itu dihamburkan lebih sedikit dari biru dan ungu,.gue nggak mau cari warna lain..dan disini ini lokasi paling indah nomor dua setelah gunung Fuji di Jepang..someday,gue harus kesana.." ujar Dewa berapi-api.
Keiko tersenyum tipis. Dia juga ingin kesana,ke Jepang.
"..gue juga akan kesana suatu saat,tapi bukan buat hunting sunrise kayak giniiiii.." kembali Keiko protes.
Dewa tertawa dan duduk disebelah Keiko.
"..ini terlalu pagi buat gue..masih ngantuk,yg ada dikepala gue cuma bantal.."
"..kenapa nggak bawa bantal sekalian..??..biar tidur lo bisa dilanjutin disini.." kata Dewa masih sibuk mengambil gambar.
Keiko nyengir.
"..bahu gue bisa dijadiin bantal kali kalo lu mau..gak usah segan-segan mintanya.." canda Dewa sambil tersenyum menggoda. Keiko mencibir dan menyandarkan kepalanya di bagian belakang kursi seraya menutup matanya.
Dewa tersenyum. Memandangi wajah Keiko yang makin cantik karena pantulan cahaya merah dan jingga. Dewa pun mengabadikannya dalam kameranya. Keiko tak bereaksi. Dewa lanjut mengambil gambar lagi.
"..tapi usul lu soal sunrise mountain itu juga bagus..kapan-kapan kita coba deh..tapi gue hunting tempat dulu..daerah padang rumput disini yang bagus ada dimana yah..??..siapa tau bisa jadi lokasi paling indah kedua setelah gunung Fuji dan menggeser pantai ini.." Dewa tak sadar kalau Keiko sudah tertidur.
"..suatu saat gue harus ke gunung Fuji dan bertemu sunrise..dan gue mau lo juga ada disana,Kei..." ujar Dewa memandangi Keiko yang nampak terlelap.
Dewa tersenyum dan meletakkan kameranya kemuadian membuka jaketnya. Ia mendekat kearah Keiko,menarik Keiko perlahan-lahan kedalam pelukannya. Menyandarkan kepala Keiko ke bahunya. Keiko bereaksi, namun hanya memindahkan tangannya ke perut Dewa. Dewa tersenyum. Si ikan asin ini pasti mengira gue bantal gulingnya..hahaha.
Dewa pun memakaikan jaketnya ketubuh mereka berdua dan mengambil kameranya,mengarahkan lensa kearahnya, tersenyum dan CLICK..!!!!
----------------------------------------------------

"Keiko...." panggil Mona di kelas saat Keiko sedang menyalin beberapa catatan pelajaran.
"yah..??" jawab Keiko.
"..dapat salam dari Bondan,.."
Keiko menaikkan alisnya,berpikir sejenak dan menoleh kearah Mona. Ia tersenyum "..Bondan yang mana..??..anak IPS..??"
"..yup..Bondan yang dulu lo idam-idamkan di kelas 1..hihihi.." Mona menambahkan membuat Keiko melototkan matanya.
"..huss..itu duluuuu.." protes Keiko sambil tersenyum.
"..setidaknya gayung bersambut kan sekarang..??.."
"..hahahah..kok bisa yah..?"
"..baru sadar kali kalau sebenarnya lu itu seorang Putri terbungkus debu..hahha.."
Keiko tertawa mendengar istilah Mona.
"..dulu waktu lu naksir,dianya cuek banget..malah nggak menganggap lu ada.."
"..cinta monyet ah itu..kami kan juga dulunya dekat karena Bondan anaknya teman almarhum bunda.."
"..tapi pas punya gebetan,dianya ninggalin elo..ehh,pas sekarang lo dekat sama Dewa,dianya baru ngeh kalau dia salah sudah nyuekin lo.."
"..tunggu..tunggu..Mon,..gue nggak ngerti..cerita lo menggambarkan kalau gue pernah nembak Bondan dan gue ditolak..soal secret admirer itu cuma kita berdua yang tahu.." Keiko mulai merasa ada yang janggal.
Mona garuk-garuk kepala dan tersenyum pahit.
"..Kei..maafin gue yah.." Mona minta maaf segera.
"..jangan bilang,Bondan tahu kalau gue pernah suka sama dia dan elu yang bilang ke dia.." tebak Keiko dan di iyakan Mona dengan anggukan.
"..ya ampun,Monaaaaa..." Keiko mengacak rambutnya.
"..tapi udah lama kok..waktu naik kelas 3..waktu kita pisahan jurusan..gue hanya merasa dia perlu tahu..tapi reaksinya dia cuma tersenyum tipis dan bilang terima kasih doang sudah disuka sama lo..sudah,itu aja.."
Keiko menghela nafas.
"..tapi waktu kelas 1 semester 3 elu tahu dong siapa yang gue naksir lagi.." Keiko mengelak dan Mona tersenyum lebar.
"..elu emang gampang pindah hati.." jawab Mona dan menepuk pipi Keiko yang mengembang karena tertawa lebar.
Keduanya bernostalgia kembali.
"..yang jelas,salamnya Bondan jangan lu gubris..gue lebih senang lihat lu sekarang dengan Dewa..tadi pagi romantis banget sihhhh..bikin iri.."
Keiko tersenyum mengingat tadi pagi ia terbangun sudah diatas mobil. Pasti diangkat sama si Dewa. Rona merah muncul diwajahnya.
"..statusnya semalam bikin gue ngakak..aktor hebat.." kata Mona tertawa kecil.
Namun itu justru membuat raut wajah Keiko berubah. Ia baru menyadari bahwa Mona benar. Ini cuma sandiwara. Dan Dewa aktor yang hebat,dan ia mulai merasa semua ini cuma bagian dari cerita yang disutradai Dewa.
Ada rasa sakit dihati Keiko.

------------------------------------------------------

Keiko duduk sendiri di kantin,menunggu pesanannya datang,plus menunggu Dewa yang tadi mengajaknya makan siang bareng.
"Halo sipiiittt..." Keiko menengok keatas saat mengenal panggilan itu. itu kan panggilannya waktu kelas 1 dan yang selalu memanggilnya sipit cuma...
"..Bondan..?" Keiko surprise saat Bondan ada didepannya.
"..gue boleh duduk disini..?"
"..ehh,iya..silahkan.."
"..makan siang sendiri..??"
"..ehh,enggak..nanti Dewa nyusul..." jawab Keiko. Bondan mengangguk tanda mengerti.
"..lama banget yah kita nggak makan siang bareng..terakhir waktu kenaikan kelas 2 yah..??..setahun yang lalu.."
Keiko mengangguk, "..iyah.." jawabnya kemudian.
"..gimana IPS..??" tanya Keiko kemudian.
"..yahh..cita-cita gue jadi pengacara,.dan gue menikmatinya disana..buat kesana gue harus ada dijurusan itu.."
"..hehehe..alasan yang masuk akal.." kata Keiko.
"..oia,mama gue bilang kalau dia nggak melihat lo waktu acara 3 tahunan mama lo kemarin..katanya lo sakit ya..?"
Keiko mengatur nafas dan mengangguk. "..iyah..gue dikamar,tepar gara-gara sakit.." Keiko berbohong.
"..hmm..padahal mama pengen ketemu elo..katanya rindu,lo jarang banget main kerumah..malah tanya,kenapa gue jarang bareng elu lagi.."
"..kan udah beda jurusan,kita ketemunya cuman di hari senin,upacara bendera dan diluar jam belajar,.jam pulang kita saja beda.." Keiko menjawab dan di iyakan Bondan.
"..tenang saja,gue sudah jelasin itu ke mama kok..oh iya..dengar-dengar ayah lo mau launching restoran baru yah..?,mama ikut andil disitu..tiap harinya ayah lo datang kerumah..kemarin sih sempat ketemu..trus.."
Keiko melirik saat melihat Dewa sedang menuju kearah mejanya. Keiko kembali fokus ke obrolannya dengan Bondan.

"..Hai..sori lama.." kata Dewa memotong obrolan keduanya. Bondan dan Keiko bersamaan balik kearah Dewa. Dewa membagi senyum kearah keduanya kemuadian duduk di kursi sebelah Keiko menghadap ke Bondan.
"..makan siang juga,Bon..?" tanya Dewa.
"..ehh,enggak..gue cuman nyamperin si sipit ini,soal ny duduk sendiri tadi..gue balik kekelas yah.." kata Bondan dan berdiri.
"..loh,nggak makan bareng kita,Bon..??" tanya Keiko.
"..nggak ahh,gue udah makan kali.." kata Bondan dan melambai.
"...ehh,Bon...salam sama tante yah..ntar gue sempatin kerumah lo.." kata Keiko.
"..sipp..gue tunggu..babay Sipiiiittt..." dan Bondan pun berlalu.

Dewa melirik kearah Keiko yang tersenyum memandangi Bondan pergi.
"..Sipit..??" tanya Dewa membuat Keiko berbalik kearah Dewa.
"..iyah,panggilan aku dari Bondan waktu kelas 1 dulu..dia dan aku sahabatan waktu kelas 1..mama kami juga bersahabat..cuman kita jarang bareng lagi sejak penjurusan di kelas 3.." cerita Keiko dan menyantap makan siang nya yang baru diantarkan pelayan kantin.
"..ehh,astagaaa..sampai lupa mesanin kamu makan siang,Wa'..maaf..obrolannya tadi seru jadi lupa.." Keiko terkejut sendiri saat hanya ada satu pesanan yang datang.
Keiko pun beranjak dari meja.
Dewa memandang Keiko yang tampak aneh. Biasanya kalau dia telat datang untuk makan siang bareng,pesanan untuk nya sudah datang duluan. Begitu sebaliknya kalau Dewa yang menunggu Keiko.
"..siang ini lo nggak usah temani gue latihan,..gue kesini cuma mau bilang itu..lo makan siang sendiri saja.." kata Dewa dan beranjak ketika Keiko baru duduk setelah memesankan makan siang untuk dirinya. Keiko terkejut mendengar kalimat Dewa.
Karena di kantin banyak siswa yang lain,Keiko mengurungkan niatnya menyusul Dewa.
Dalam hati Keiko mencaci maki Dewa karena emosi ditinggalkan sendiri dan sudah terlanjur memesan makan siangnya.
Belum lagi tatapan beberapa orang yang membuat nafsu makan siang Keiko hilang.
Dia baru ingat kalau tadi Dewa pake "elo-gue".
Arghhhhhh...kacauuuuuuu...!! batin Keiko.
Tapi kemudian ia menghela nafas.
Emang gue pikirin,.ini kan cuma sandiwara..sori-sori saja kalau gue harus minta maaf setelah ini..NEVER..!!!
Keiko murka...!!

0 komentar:

Posting Komentar